Lintaspost.id, Provinsi Gorontalo – Dalam perayaan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Gorontalo menjadikan momentum tersebut sebagai penekanan angka stunting di Gorontalo. Jumat 28/07/2023).
Dengan mengusung tema ‘Mewujudkan Keluarga Bebas Stunting, Indonesia Maju’ Harganas yang diselenggarakan oleh BKKBN Provinsi tersebut diikuti oleh seluruh kader beserta lansia.
Dalam kesempatan itu, Kepala Kantor BKKBN Provinsi Gorontalo, Hartati Suleman mengatakan bahwa sasaran utama dalam peringatan Harganas tersebut adalah mengurangi angka stunting di seluruh wilayah, khususnya Gorontalo.
“Menurut Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) saat ini, posisi stunting di Provinsi Gorontalo masih menduduki angka 23,8 persen dan secara Nasional, Provinsi Gorontalo berada di angka 21,6 persen,” ungkapnya.
Tentunya kata Hartati, Gorontalo masih ada di tingkatan tinggi terkait angka stunting. Pada tahun 2022 pun kata Hartati, kurang lebih ada 56.6 dari 57 atau sekitar 98 persen.
“Sebagaimana kita ketahui, bahwa kualitas keluarga sangat penting atau menjadi pondasi berkualitas bagi bangsa. Angka stunting di Gorontalo ini masih sangat tinggi, dan target tahun 2024 anak stunting hanya 14 persen,” ucap Hartati.
Lebih lanjut, Hartati mengatakan bahwa di tahun 2022 hingga tahun 2023, angka stunting di Provinsi Gorontalo memang menurun, namun penurunan angka stunting tersebut hanya berkisar di 5,2 persen.
“Selain itu, yang menjadi sasaran utama juga pada Harganas kali ini, adalah penguatan peran keluarga dalam percepatan turunnya angka stunting. Sebab dari keluarga, anak mendapatkan gizi yang sehat agar tidak menjadi masalah stunting kedepannya,” bebernya.
Keluarga pula, memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan praktek pengasuhan baik dalam menciptakan lingkungan yang memenuhi standar kesehatan.
“Hari Keluarga Nasional kita peringati pada 29 Juni setiap tahunnya, dan tahun ini merupakan harganas ke-30, kita berharap momentum harganas menjadi daya ungkit dalam percepatan capaian program pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana,” tutupnya.