LINTASPOST.ID, Bone Bolango – Ribuan penambang rakyat dari berbagai wilayah di Provinsi Gorontalo berkumpul dalam Konsolidasi Akbar Penambang Rakyat yang digelar di Gor Boloduwa, Kabupaten Bone Bolango, Selasa (8/4). Agenda ini menjadi ajang unjuk kekuatan dan solidaritas masyarakat penambang yang selama ini terpinggirkan oleh kebijakan sepihak dari korporasi besar.
Salah satu tokoh masyarakat sekaligus keturunan langsung Pahlawan Nasional Nani Wartabone, Fajar Wartabone, menyampaikan kecaman keras terhadap PT. Gorontalo Mineral (PT GM) yang dinilai telah bertindak sewenang-wenang terhadap para penambang rakyat. Ia menyuarakan kekecewaan mendalam atas pelarangan aktivitas penambangan di titik bor 1, 3, dan 9, wilayah yang selama ini menjadi sumber penghidupan ribuan warga.
“Kami bukan pencuri di tanah kami sendiri! Ini tanah warisan leluhur, tempat kami menggantungkan hidup sejak lama. Tapi sekarang kami diperlakukan seolah penjahat,” tegas Fajar dengan nada getir.
Fajar menekankan bahwa sikap represif dan arogansi PT GM bukan hanya mencederai hak masyarakat adat dan ekonomi rakyat kecil, tapi juga melukai harga diri orang Gorontalo. Ia mengingatkan bahwa semangat perjuangan yang dulu dikobarkan oleh kakeknya, Nani Wartabone yang memerdekakan Gorontalo bahkan sebelum Indonesia merdeka masih hidup dan menyala di dada rakyat.
“Saya malu kepada sejarah kalau membiarkan rakyat Gorontalo diinjak di tanahnya sendiri. Jangan sampai kami harus turun kembali ke jalan untuk menuntut keadilan!,” lanjutnya.
Dalam forum yang dipenuhi semangat perjuangan itu, para tokoh masyarakat, aktivis, dan perwakilan kelompok penambang sepakat untuk mengambil sikap tegas dengan melawan segala bentuk kebijakan yang menindas rakyat. Mereka mendesak PT GM untuk segera membuka ruang dialog dan menghentikan segala bentuk intimidasi serta kriminalisasi terhadap penambang rakyat.
Agenda konsolidasi tersebut menandai babak baru perjuangan rakyat Gorontalo untuk menegakkan kedaulatan atas tanah dan sumber daya alamnya. Gelombang perlawanan rakyat mulai bergerak, dan mereka tidak akan diam menghadapi ketidakadilan.
