LINTASPOST.ID, OPINI – Peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) Ke 79 tahun di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut), Sulawesi Utara, diwarnai dengan kosongnya kantong para tenaga Honorer dan Tenaga Harian Lepas (THL).
Momentum yang seharusnya memberikan rasa kemerdekaan bagi seluruh Rakyat Indonesia tanpa terkecuali, justru mengundang keluh kesah bagi para Honorer dan THL yang ada di Kabupaten Bolmut. Lantas, kemerdekaan sesungguhnya untuk siapa?
79 Tahun Indonesia merdeka, namun kemerdekaan itu tidak dirasakan oleh kalangan menengah kebawah. Justru, kata merdeka hanya dapat dirasakan bagi pejabat yang selalu menggunakan pakaian formal yang jam masuk kantornya pukul 9 keatas dan pulang sesuka hati.
Lantas, pantaskan Indonesia disebut merdeka disaat tuan-tuan sibuk berbincang dengan kawan-kawannya dan asik melayangkan telunjuknya kepada para Tenaga Honorer dan THL? Ataukah, dibalik kata kemerdekaan Indonesia ada budak yang dipekerjakan dan harus dibinasakan lewat upah yang lambat?
Tak ada kata merdeka bagi mereka yang hidupnya bergantung di ujung telunjuk para tuan yang mengenakan pakaian formal. Serta tak ada tuan yang berpakaian formal, tidak bertingkah seperti Tuhan.
#Dirgahayu Republik Indonesia Ke-79
